Jumat, 04 Oktober 2013

Disiplin Terhadap Waktu

“Satu-satunya orang yang berkata ‘kamu tidak bisa’ hanyalah dirimu sendiri dan kamu tidak perlu mendengarkannya.”
Sesuai dengan kutipan sederhana diatas, kita bisa melakukan segala hal, pun hal yang sampai sekarang selalu menjadi momok bagi remaja-remaja usia belasan: Disiplin. Disiplin berkenaan dengan pembangunan karakter yang sedang gencar dilakukan berbagai pihak pendidik demi mewujudkan kualitas sumber daya manusia di Indonesia. Berbicara tentang disiplin, negara tercinta indonesia sepertinya masih harus kagum dan mencontoh bangsa-bangsa ‘sipit’ yang dikenal kedisiplinannya oleh seantero dunia, sebut saja Jepang, yang indentik dengan bunga sakura berwarna pink lembut dan merupakan satu dari sekian banyak negara maju di dunia. Kemajuan jepang dalam berbagai bidang tidak lain adalah buah hasil dari kedisiplinan masyarakatnya. Sampai pelosok negeri ini pun mengetahui fakta bahwa masyarakat jepang selalu menghargai on time, sebagian besar masyarakat indonesia boleh tersindir dengan fakta ini, bagaimana tidak mereka semua (termasuk saya) ternyata hanya menanamkan visi on time di otak dan hati, tapi tidak menerapkan –atau setidaknya berusaha menerapakannya dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya: Mumul berjanji menemui saya di perpustakaan untuk mengerjakan tugas sejarah bersama, kami sepakat bertemu pukul 9 pagi, tetapi karena banyak hal yang belum terselesaikan oleh saya sebelum berangkat ke perpustakaan maka pekerjaan saya tertunda, akhirnya saya sampai di perpustakaan pukul 9:30. Kemudian saya mendapati Mumul tidak ada disekelilng perpustakaan, akhirnya saya meneleponnya, 3 kali panggilan masuk tetapi tidak diangkat, pada panggilan ke empat diangkat dengan suara yang agak tidak beres, diujung sana Mumul berkata dan meminta maaf kepada saya karena dia ketiduran dan baru akan bersiap-siap mandi+sarapan. Seperti itulah fakta mengenaskan yang terjadi di bangsa yang berbeda-beda tetapi tetap satu ini.
Membentuk kedisiplinan dalam diri sendiri bukanlah suatu perkara yang mudah, tetapi setidaknya masih lebih mudah daripada mengerjakan soal olimpiade matematika tingkat dunia. Semua hal yang berkenaan dengan memperbaiki sesuatu datang dari kesadaran pribadi masing-masing. Maka, disiplin dibentuk oleh diri kita sendiri. Mengawalinya memang membutuhkan perjuangan dan pengorbanan, tetapi setelah berusaha setulus-tulusnya jiwa dan raga, niscahya akan tertular kesuksesan milik negara penghasil robot terbesar di dunia a.k.a Jepang.

Beberapa hal kecil yang bisa membantuk pembentukan disiplin adalah: 1. Membuat jadwal kegiatan harian, jangan pernah mempunyai motto hidup ‘hidup terlalu berharga untuk mentaati aturan’ seperti yang dikatakan dengan serampangan oleh aktor hollywood, Mr. X (nama original dirahasiakan), justru hidup yang berharga adalah hidup yang teratur dan semua hal-hal yang berantakan dapat diperbaiki dengan baik dan cermat. Membuat target jangka pendek seperti dapat mengatur waktu sedemikian rupa demi mengerjakan tugas sekolah diantara tumpukan kegiatan-kegiatan sehari-hari, bukannya malah menunggu waktu senggang yang pada kenyataannya akan menumpuk pekerjaan yang lain lagi. 2. Melihat jauh kedepan tentang hal apa saja yang bisa kita capai dengan disiplin, mengkhayal itu perlu tetapi jangan keterusan, mengkhayal hal indah apa saja yang dapat kita raih apabila sduah menjadi pribadi yang disiplin adalah motivasi terbesar untuk menyemangati program pembentukan kedisiplinan. 3. Menyingkat waktu, kalau biasanya mandi memerlukan 30 menit cobalah dikurangi 10 menit supaya menjadi 20 menit saja, atau kalau biasanya tidur siang 3 jam cobalah dikurangi menjadi 45 menit kerena ternyata tidur siang terlalu lama selain buang-buang waktu juga berdampak tidak baik untuk kesehatan tubuh.
Setelah berusaha sekuat tenaga, kedisiplinan pasti perlahan-lahan akan terbentuk, yang menandakan bahwa kerja keras kita berhasil. Meraih disiplin merupakan salah satu prestasi, untuk memotivasi diri lebih jauh dan juga untuk mempertahankan kedisiplinan, kita juga bisa ‘memberi hadiah’ kepada diri sendiri misalnya berupa membeli novel yang sudah diidam-idamkan, atau makan makanan favorit 3 porsi dll.
Akhirnya, setelah menyabet gelar ‘Remaja Disiplin’ diharapkan kita dapat membantu dan memotivasi teman yang lain dalam membentuk kedisiplinan diri mereka, kita pasti bisa menjadi remaja-remaja disiplin, berprestasi dan berkarakter yang terbentuk sebagai tenaga ksatria karena kita semua adalah generasi muda yang akan meneruskan perjuangan dalam membangun Indonesia menjadi negara yang lebih baik! :).


 Originally written by,

Nilam Sitaresmi Franc K