Disiplin Terhadap Waktu
“Satu-satunya
orang yang berkata ‘kamu tidak bisa’ hanyalah dirimu sendiri dan kamu tidak
perlu mendengarkannya.”
Sesuai
dengan kutipan sederhana diatas, kita bisa melakukan segala hal, pun hal yang
sampai sekarang selalu menjadi momok bagi remaja-remaja usia belasan: Disiplin.
Disiplin berkenaan dengan pembangunan karakter yang sedang gencar dilakukan
berbagai pihak pendidik demi mewujudkan kualitas sumber daya manusia di
Indonesia. Berbicara tentang disiplin, negara tercinta indonesia sepertinya
masih harus kagum dan mencontoh bangsa-bangsa ‘sipit’ yang dikenal
kedisiplinannya oleh seantero dunia, sebut saja Jepang, yang indentik dengan
bunga sakura berwarna pink lembut dan merupakan satu dari sekian banyak negara
maju di dunia. Kemajuan jepang dalam berbagai bidang tidak lain adalah buah
hasil dari kedisiplinan masyarakatnya. Sampai pelosok negeri ini pun mengetahui
fakta bahwa masyarakat jepang selalu menghargai on time, sebagian besar masyarakat indonesia boleh tersindir dengan
fakta ini, bagaimana tidak mereka semua (termasuk saya) ternyata hanya
menanamkan visi on time di otak dan
hati, tapi tidak menerapkan –atau setidaknya berusaha menerapakannya dalam
kehidupan sehari-hari. Contohnya: Mumul berjanji menemui saya di perpustakaan
untuk mengerjakan tugas sejarah bersama, kami sepakat bertemu pukul 9 pagi,
tetapi karena banyak hal yang belum terselesaikan oleh saya sebelum berangkat
ke perpustakaan maka pekerjaan saya tertunda, akhirnya saya sampai di
perpustakaan pukul 9:30. Kemudian saya mendapati Mumul tidak ada disekelilng
perpustakaan, akhirnya saya meneleponnya, 3 kali panggilan masuk tetapi tidak
diangkat, pada panggilan ke empat diangkat dengan suara yang agak tidak beres,
diujung sana Mumul berkata dan meminta maaf kepada saya karena dia ketiduran
dan baru akan bersiap-siap mandi+sarapan. Seperti itulah fakta mengenaskan yang
terjadi di bangsa yang berbeda-beda tetapi tetap satu ini.
Membentuk kedisiplinan
dalam diri sendiri bukanlah suatu perkara yang mudah, tetapi setidaknya masih
lebih mudah daripada mengerjakan soal olimpiade matematika tingkat dunia. Semua
hal yang berkenaan dengan memperbaiki sesuatu datang dari kesadaran pribadi
masing-masing. Maka, disiplin dibentuk oleh diri kita sendiri. Mengawalinya
memang membutuhkan perjuangan dan pengorbanan, tetapi setelah berusaha
setulus-tulusnya jiwa dan raga, niscahya akan tertular kesuksesan milik negara penghasil
robot terbesar di dunia a.k.a Jepang.
Beberapa hal kecil yang
bisa membantuk pembentukan disiplin adalah: 1. Membuat jadwal kegiatan
harian, jangan pernah mempunyai motto hidup ‘hidup terlalu berharga untuk
mentaati aturan’ seperti yang dikatakan dengan serampangan oleh aktor
hollywood, Mr. X (nama original dirahasiakan), justru hidup yang berharga
adalah hidup yang teratur dan semua hal-hal yang berantakan dapat diperbaiki
dengan baik dan cermat. Membuat target jangka pendek seperti dapat mengatur
waktu sedemikian rupa demi mengerjakan tugas sekolah diantara tumpukan
kegiatan-kegiatan sehari-hari, bukannya malah menunggu waktu senggang yang pada
kenyataannya akan menumpuk pekerjaan yang lain lagi. 2. Melihat jauh kedepan
tentang hal apa saja yang bisa kita capai dengan disiplin, mengkhayal itu
perlu tetapi jangan keterusan, mengkhayal hal indah apa saja yang dapat kita
raih apabila sduah menjadi pribadi yang disiplin adalah motivasi terbesar untuk
menyemangati program pembentukan kedisiplinan. 3. Menyingkat waktu,
kalau biasanya mandi memerlukan 30 menit cobalah dikurangi 10 menit supaya
menjadi 20 menit saja, atau kalau biasanya tidur siang 3 jam cobalah dikurangi
menjadi 45 menit kerena ternyata tidur siang terlalu lama selain buang-buang
waktu juga berdampak tidak baik untuk kesehatan tubuh.
Setelah berusaha sekuat
tenaga, kedisiplinan pasti perlahan-lahan akan terbentuk, yang menandakan bahwa
kerja keras kita berhasil. Meraih disiplin merupakan salah satu prestasi, untuk
memotivasi diri lebih jauh dan juga untuk mempertahankan kedisiplinan, kita
juga bisa ‘memberi hadiah’ kepada diri sendiri misalnya berupa membeli novel
yang sudah diidam-idamkan, atau makan makanan favorit 3 porsi dll.
Akhirnya, setelah
menyabet gelar ‘Remaja Disiplin’ diharapkan kita dapat membantu dan memotivasi
teman yang lain dalam membentuk kedisiplinan diri mereka, kita pasti bisa
menjadi remaja-remaja disiplin, berprestasi dan berkarakter yang terbentuk
sebagai tenaga ksatria karena kita semua adalah generasi muda yang akan
meneruskan perjuangan dalam membangun Indonesia menjadi negara yang lebih baik! :).
Originally written by,
Nilam Sitaresmi Franc K