Apasih
mimpi itu? Benarkah mimpi merupakan rekaman peristiwa yang diputar otak saat
kita sedang terlelap tidur? Benarkah
mimpi merupakan fatamorgana yang menghiasi tidur kita? Janganlah kita membatasi
makna mimpi ke dalam pengertian yang sempit. Kita perlu mengubah cara pandang dalam
memaknai mimpi. Sehingga kitapun dapat bebas bermimpi untuk kehidupan kita
dimasa mendatang. Kita memang perlu mengukir masa depan dengan mimpi. Orang
bijak bilang bahwa untuk menjadi orang sukses harus menjadi sang pemimpi.
Mimpi
adalah berharap, berekspektasi, membayangkan apa yang akan terjadi di masa
depan. Mimpi juga bisa diartikan sebagai khayalan. Khayalan yang selalu
disimpan dibenaknya tentu akan selalu muncul di alam bawah sadarnya, sehingga
menyatu dengan jiwa menjadi sebuah cita-cita. Mimpi telah menyatu dengan jiwa
menjadi sebuah doa untuk sesuatu yang ingin diwujudkan suatu saat nanti. Maka mari
kita bermimpi, mari kita mengukir hidup ini dengan mimpi yang berwarna warni.
“Aku
mau jadi dokter spesialis anak, aku mau jalan-jalan keliling dunia, aku mau
menulis dan menerbitkan tulisanku...” teriakan-teriakan kalbu dari hati kecil itulah
yang disebut mimpi. Mimpi bisa menerbangkan pemimpinya setinggi langit di
angkasa; dapat pula mendorong pemimpinya terjun bebas tanpa parasut ke jurang
terdalam di jagad raya ini, semua tergantung dari tiap individu. Tergantung
dari sekeras apa mereka berusaha untuk menghidupkan mimpi-mimpi mereka. Karena
mimpi yang secara tidak langsung tertulis dalam benak kita, tetapi tak ada
usaha maupun perjuangan untuk membuatnya hidup, setelah berkenalan dengan
dunia nyata pun mimpi itu akan tetap
menjadi mimpi. Tertutup, tenggalam, mengendap dalam hati dan tertinggalkan oleh
kenyataan yang terus berganti mengikuti hidup yang terus berputar.
Generasi
penerus bangsa Indonesia pasti memiliki mimpi untuk membangun dan mewujudkan
negeri ini agar menjadi lebih baik. Bersyukurlah kita apabila hidup di
lingkungan yang mendukung kita unutk mewujudkan mimpi-mimpi indah tentang
kesusksesan. Kita bisa bersekolah, bersosialisasi, bergabung dengan klub,
belajar penuh dengan fasilitas teknologi yang super canggih pada masa kini,
mewarnai masa muda, mengumpulkan cerita tentang hidup dan hal-hal kecil lainnya
yang selalu mengajari kita arti tentang indahnya kehidupan yang dianugerahkan
Tuhan. Karena faktanya, masih terlalu banyak generasi-generasi muda Indonesia
yang hidup dalam keadaan serba tak-terfasilitasi, sebut saja
pengamen, penjual koran ataupun pengemis yang rata-rata usianya masih bisa
dibilang muda, masih dalam usia didik, tetapi mereka sudah harus menjalani
kerasnya kehidupan dan pahitnya kenyataan, disaat anak-anak lain yang lebih beruntung
dari mereka belajar, mereka harus bekerja untuk dapat bertahan hidup, bahkan
mendapat sesuap nasi pun sangat sulit untuk mereka. Tragis... mereka adalah
manusia supersibuk karena harus bekerja sepanjang waktu, tak sedikit dari mereka
yang tidur di teras-teras toko
dipinggiran jalanan –sengaja tak pulang karena terlalu larut ataupun tak punya tempat
layak untuk sekedar merebahkan badan.
Apakah
mereka masih sempat bermimpi? Apakah mereka masih menghayal untuk kehidupan
yang lebih baik? Siapapun dapat bermimpi. Hanya saja, mereka harus menempuh perjuangan
dua sampai tiga kali lebih susah daripada kita yang lebih beruntung. Mereka tak
bisa pula mengharapkan bantuan dari lingkungan sekitarnya, masyarakat menganggap
mereka hanyalah anak-anak yang malas sekolah dan ujung-ujungnya menjadi
sekelompok anak nakal karena tak memperoleh pendidikan yang baik. Bahkan, para pemimpin negeri dan pejabat
teras, yang selalu berjanji untuk memfasilitasi mereka
dalam mewujudkan mimpi-mimpinya, ternyata terlalu sibuk mengurusi dan menambah
pundi-pundi rupiah untuk keluarga besarnya. Jika kejadiannya seperti ini, maka
mimpi di siang bolong yang terjadi. Anak jalanan tetap dikejar-kejar polisi
pamong praja dan tak pernah dapat memperbaiki nasipnya.
Sementara
itu, para remaja-remaja Indonesia yang terfasilitasi dengan baik dan mempunyai
berkesempatan bermimpi apapun, tetapi tak pernah memperjuangkannya
mimpi-mimpinya. Mereka tidak
mewujudkannya dengan tindakan nyata.
Banyak
remaja Indonesia yang tidak mengerti dengan baik mengapa mereka perlu belajar? Mengapa
harus bangun dipagi hari dan berangkat kesekolah di pagi-pagi buta? mengapa
harus mengikuti les dan mengerjakan pekerjaan rumah? Banyak dari mereka yang
menganggap hidup akan mengalir dengan sendirinya dan terlalu ‘masa bodoh’
terhadap masa depannya. Jika sudah seperti ini siapa yang harus disalahkan?
Maka jawaban yang paling tepat adalah diri sendiri. Karena segala sesuatu yang
bersifat merubah hal yang buruk menjadi lebih baik datang dari diri sendiri.
Bermimpi
itu mudah, Sebanyak apapun, untuk siapapun, sampai kapanpun; mimpi itu GRATIS, tetapi
memotivasi, memberi semangat hidup dan meraih prestasi untuk mewujudkan
mimpinya ternyata tidak mudah. Diperlukan
komitmen yang baik untuk meraih mimpi. Mewujudkan
mimpi yang perlu diperjuangkan. Bagaimanakah caranya? Hanya dengan satu
tindakan, tindakan yang selalu berhasil membuat apapun menjadi lebih baik yaitu,
belajar. Diselingi dengan rajin
membaca untuk menambah wawasan, memanfaatkan fasilitas teknologi dengan baik,
terampil membagi waktu, disiplin dan percaya diri.
Pesan
rahasia untuk generasi muda Indonesia: “Dream Big, Act Small, Start Now!”.
Jangan takut untuk bermimpi dan jangan menyerah untuk menghidupkannya. Hidup
akan semakin terasa bermakna apabila semua mimpi-mimpi kita telah terwujud.
Bermimpilah sebanyak kamu bernafas, Sobat. Lalu hadiahkanlah mimpimu yang sudah
terwujud untuk hidupmu, orang-orang yang menyayangimu dan untuk Indonesiamu!.
Orginally written by,
Nilam Sitaresmi Franc K
Tidak ada komentar:
Posting Komentar